Senin, 01 Juli 2013

EKOSISTEM DARAT SEBAGAI SUMBER DAYA



BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian tanah dan lahan,serta manfaat, permasalahan dan alternatifnya
Adapun pembahasan-pembahasan yang berkaitan dengan tanah dan lahan yaitu:
1.1  tanah
a.       pengertian tanah
Tanah berasal dari bahasa Yunani yaitu“pedon” dan bahasa Latin yaitu “solum” yang artinya bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar.Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh.Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme.Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.
b.       manfaat tanah
Berikut manfaat sumber daya tanah untuk kehidupan,  yaitu;
1.      Penyediaan unsur hara untuk tumbuhan. Ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat produksi suatu tumbuhan. Jumlah dan jenis unsur hara yang tersedia di tanah dan dibutuhkan oleh tumbuhan haruslah sesuai dan seimbang.
2.      Penyedia maanan untuk biota tanah. Tanah menjadi habitat pengurai yang menguraikan sisa organisme mati menjadi bahan makanan yang dibutuhkan oleh tanaman dan organisme lain.
3.      Sebagai habitat hidup dan melakukan kegiatan. Tnah merupakan tempt manusia dan makhluk hidup lainnya melakukan kegiatannya. Di dalam tanah, hidup pula berbagai organisme tanah, misalnya cacing tanah.
4.      Sumber bahan baku barang kerajianan atau perabot rumah tangga. Kandungan tanah liat dapat di manfaatkan manusia untuk membuat batu bata, barang-barang seni dan kerajinan, maupun alat-alat rumah tangga. Tanah liat juga dapat dimanfaatkan salah satunya sebagai bahan baku genteng penutup atap rumah atau bangunan.
5.      Memiliki nilai ekologi, yaitu mampu menyerap dan menimpan air (melindungi tata air), menekan erosi, serta menjaga kesuburan tanah.

c.       Permasalan yang terjadi pada tanah serta alternatifnya
Tanah bisa mengalami kerusakan, bahkan tanah termasuk wujud alam yang mudah mengalami kerusakan.Salah satu contoh kerusakan tanah adalah erosi tanah.Erosi tanah adalah tanah yang lapuk dan mudah mengalami penghancuran. Kerusakan yang dialami pada tanah tempat erosi disebabkan oleh kemunduran sifat – sifat kimia dan fisik tanah, yakni:
• kehilangan unsur hara dan bahan organik,
• menurunnya kapasitas infiltrasi dan kemampuan tanah menahan air,
• meningkatnya kepadatan dan ketahanan penetrasi tanah,
• serta berkurangnya kemantapan struktur tanah yang pada akhirnya menyebabkan  
Memburuknya pertumbuhan tanaman dan berkurangnya produktifitas

Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya erosi diantaranya adalah:
1. Iklim
Iklim dapat mempengaruhi erosi oleh karena menentukan indeks erosifitas hujan.Selain itu, komponen iklim yaitu curah hujan dapat mempengaruhi laju erosifitas secara terus menerus sesuai intensitas hujan yang terjadi.

2. Tanah
Sedang tanah dengan sifat-sifatnya itu dapat menentukan besar kecilnya laju pengikisan (erosi) dan dinyatakan sebagai faktor erodibilitas tanah (kepekaan tanah terhadap erosi atau ketahanan tanah terhadap adanya erosi).

3. Topografi
Kemampuan tanah terbawa air erosi dipengaruhi oleh topografi suatu wilayah.Kondisi wilayah yang dapat menghanyutkan tanah sebagai sedimen erosi secara cepat adalah wilayah yang memiliki kemiringan lereng yang cukup besar. Sedangkan pada wilayah yang landai akan kurang intensif laju erosifitasnya, karena lebih cenderung untuk terjadi penggenangan.


4. Tanaman Penutup Tanah
Tanaman penutup tanah (vegetasi) berperan untuk menjaga agar tanah lebih aman dari percikan-percikan yang terjadi akibat jatuhnya air hujan ke permukaan tanah.Selain melindungi dari timpaan titik-titik hujan, vegetasi juga berfungsi untuk memperbaiki susunan tanah dengan bantuan akar-akar yang menyebar.

5. Manusia
Manusia dapat berperan sebagai penyebab cepatnya laju erosi maupun menekan laju erosi. Dalam proses mempercepat erosi, manusia banyak melakukan kesalahan dalam pengelolaan lingkungan, seperti penambangan, eksploitasi hutan, pengerukan tanah, dan lain sebagainya. Sedangkan dalam penanggulangan laju erosi, manusia dapat melakukan evaluasi konservasi lahan dengan cara reboisasi, pembuatan terasering pada areal pertanian,dan lain-lain.

Cara pengendalian erosi

1. Teras Bangku/teras siring.
Dibuat dengan cara memotong   lereng    dan meratakan tanah di bidang olah sehingga terjadi deretan menyerupai tangga. Teras    siring    bermanfaat sebagai pengendali aliran permukaan dan erosi. Cara ini diterapkan pada lahan dengan lereng 10 hingga 40derajat, tanah dengan solum dalam (> 60 cm), tanah yang relatif tidak mudah longsor, dan tanah yang tidak mengandung unsur beracun bagi tanaman seperti aluminium dan besi.
2. Rorak
Adalah    lubang    atau penampang    yang    dibuat memotong    lereng    yang berfungsi untuk menampung dan meresapkan air aliran permukaan. Luban ini    bermanfaat untuk: (1) memperbesar peresapan air ke dalam tanah; (2) memperlambat limpasan air pada saluran peresapan; dan (3) sebagai pengumpul tanah yang erosi sehingga sedimen tanah lebih mudah dikembalikan ke bidang olah.
Ukuran rorak sangat bergantung pada kondisi dan kemiringan lahan serta besarnya limpasan permukaan. Umumnya rorak dibuat dengan ukuran panjang 1-2 m, lebar 0,25-0,50 m dan dalam 0,20-0,30 m. Atau, panjang 1- 2 m, lebar 0,3-0,4 m dan dalam 0,4-0,5 m. Jarak antar- rorak dalam kontur adalah 2-3 m dan jarak antara rorak bagian atas dengan rorak di bawahnya 3-5 m.
Selain rorak ada cara yang lain untuk membantu peresapan air ke dalam tanah, yaitu dengan tehnik biopori. Biopori juga dapat membantu penyuburan tanah, karena di dalam lubang itu dimasukkan sampah organik.

3. Embung
Merupakan bangunan penampung air yang berfungsi sebagai pemanen limpasan air permukaan dan air hujan.Bangunan    ini bermanfaat untuk menyediakan air pada musim kemarau.Agar pengisian dan pendistribusian air lebih cepat dan mudah, embung hendaknya dibangun dekat dengan saluran air dan pada lahan dengan kemiringan 5 hingga 30 derajat.Tanah-tanah bertekstur liat atau lempung sangat cocok untuk pembuatan embung.

4. Mulsa
Adalah bahan- bahan (sisa-sisa panen, plastik, dan lain-lain) yang disebar atau digunakan untuk menutup permukaan tanah.
Bermanfaat untuk mengurangi penguapan (evaporasi) serta melindungi tanah dari pukulan langsung butir-butir hujan yang akan mengurangi kepadatan tanah.

5. Dam Parit
Adalah cara mengumpulkan atau membendung aliran air pada suatu parit dengan tujuan menampung aliran air permukaan sehingga dapat digunakan untuk mengairi lahan di sekitarnya. Dam parit dapat menurunkan aliran permukaan, erosi, dan sedimentasi.
Keunggulan dam parit adalah:
• Menampung air dalam volume besar akibat terbendungnya aliran air di saluran/parit.
• Tidak menggunakan areal/lahan pertanian yang produktif.
• Mampu mengairi lahan cukup luas, karena dibangun berseri di seluruh daerah aliran sungai
• Menurunkan kecepatan aliran permukaan, sehingga mengurangi erosi dan hilangnya lapisan tanah atas yang subur serta sedimentasi.
• Memberikan kesempatan agar air meresap ke dalam tanah di seluruh wilayah DAS, sehingga mengurangi risiko kekeringan pada musim kemarau.
• Biaya pembuatan lebih murah, sehingga dapat dijangkau petani.

1.2  Lahan

a.       Pengertian lahan
lahan atau land dapat didefinisikan sebagai suatu wilayah di permukaan bumi, mencakup semua komponen biosfer yang dapat dianggap tetap atau bersifat siklis yang berada di atas dan di bawah wilayah tersebut, termasuk atmosfer, tanah, batuan induk, relief, hidrologi, tumbuhan dan hewan, serta segala akibat yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia di masa lalu dan sekarang; yang kesemuanya itu berpengaruh terhadap penggunaan lahan oleh manusia pada saat sekarang dan di masa mendatang (Brinkman dan Smyth, 1973; dan FAO, 1976).

b.      Manfaat lahan
Lahan sangat bermanfaat sekali bagi kehidupan, karena merupakan tempat tingal mahluk hidup

c.       Masalah yang terjadi pada lahan serta alternatifnya
lahan  saat ini dinilai telah mengalami penurunan kualitas yang disebabkan antara lain karena degradasi, pembalakan, deforestasi, kebakaran, penurunan muka air dan pemanfaatan yang tidak sesuai dengan karakteristiknya.
hal itu akan dilanjutkan dengan rencana aksi nasional yang mengutamakan pengendalian kebakaran lahan, mengurangi laju deforestasi, penurunan degradasi lahan dan melaksanakan perlindungan dan pengelolaan ekosistem secara berkelanjutan, termasuk konservasi air dan tata kelola lahan

2.      Macam-macam, Manfaat dan kerusakan hutan tropis
Sebelum membahas manfaat dan kerusakan hutan tropis , maka harus mengetahui terlebih dahulu apa pengertian hutan tropis
Hutan tropis adalah hutan alam yang terletak di antara garis 23°27" Lintang Utara dan 23°27" Lintang Selatan, berada pada daerah iklim tropis. Hutan Tropis terdapat di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara, Australia bagian Utara, sebagian besar wilayah Afrika, Kepulauan Pasifik, Amerika Tengah dan sebagian besar wilayah Amerika Selatan. Luas dari daerah tropis mencakup 30 persen dari keseluruhan wilayah di permukaan bumi.
Di daerah hutan tropis hanya terdapat dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau, dengan curah hujan yang tinggi.Berbeda dengan daerah sub tropis atau temperate yang mempunyai empat musim yaitu musim panas (summer), musim gugur (autum), musim dingin (winter) dan musim semi (spring).
Keragaman jenis satwa maupun flora di daerah hutan tropis sangat tinggi dibandingkan pada lokasi yang lain. Kondisi habitat pada daerah hutan tropis sangat heterogen, menyebabkan muculnya keanekaragaman jenis yang tinggi.

2.1  Macam-macam hutan tropis
1.      Hutan hujan tropis
Hutan hujan tropika atau sering juga ditulis sebagai hutan hujan tropis adalah bioma berupa hutan yang selalu basah atau lembap, yang dapat ditemui di wilayah sekitar khatulistiwa; yakni kurang lebih pada lintang 0°–10° ke utara dan ke selatan garis khatulistiwa. Hutan-hutan ini didapati di Asia, Australia, Afrika Amerika Selatan, Amerika Tengah, Meksiko dan Kepulauan Pasifik. Dalam peristilahan bahasa inggris, formasi hutan ini dikenal sebagai lowland equatorial evergreen rainforest, tropical lowland evergreen rainforest, atau secara ringkas disebut tropical rainforest.
Hutan hujan tropika merupakan rumah untuk setengah spesies flora dan fauna di seluruh dunia.Hutan hujan tropis juga dijuluki sebagai "farmasi terbesar dunia" karena hampir 1/4 obat modern berasal dari tumbuhan di hutan hujan ini.
2.      Hutan tropis basah
Hutan tropis basah adalah hutan yang memperoleh curah hujan yang tinggi, sering juga kita kenal dengan istilah hutan pamah.Hutan jenis ini dapat dijumpai di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Bagian Utara dan Papua. Jenis-jenis yang umum ditemukan di hutan ini, yaitu : Meranti (Shorea dan Parashorea), keruing (Dipterocarpus), Kapur (Dryobalanops), kayu besi (Eusideroxylon zwageri), kayu hitam (Diospyros sp).
3.      Hutan muson kering
Hutan muson kering terdapat di ujung timur Jawa, Bali, Lombok dan Sumbawa.Tipe hutan ini berada pada lokasi yang memiliki musim kemarau berkisar antara 6-8 bulan.Curah hujan dalam setahun kurang dari 1.250 mm. Jenis pohon yang tumbuh pada hutan ini yaitu Jati dan Eukaliptus.
4.      Hutan musim
Hutan musim memiliki iklim sangat kering tengah tahun, dengan curah hujan 700-2900 mm per tahun.Hutan musim memiliki subbioma hutan musim, dan ekosistem hutan musim gugur daun, dan hutan musim selalu hijau. Ketinggian hutan ini sekitar <800 m d.p.l. sampai <1200 m d.p.l. Suhu pada hutan jenis ini paling rendah adalah sekitar 20°C dan paling tinggi dapat melebihi 22°C. hutan musim mengandung tanah jenis mediteran merah kuning, rensina, regosol, dan litosol. Tanaman yang umum dijumpai adalah Tectona sp., Salmalia sp., Eucalyptus sp., Protium sp., Tamarindus sp., Albizia sp., Schleicera sp., dan Schoutenia sp.
2.2  manfaat  hutan tropis
manfaat hutan tropis yaitu membantu menstabilkan iklim dunia dengan menyerap karbon dioksida dari atmosfer. Kelebihan karbon dioksida di atmosfer diyakini berkontribusi terhadap perubahan iklim melalui pemanasan global.Oleh karena itu hutan tropis memiliki peran penting dalam mengatasi pemanasan global.Hutan tropis juga mempengaruhi kondisi cuaca lokal dengan membuat hujan dan suhu moderat.

2.3  kerusakan yang terjadi pada hutan tropis
kawasan hutan tropis di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Penurunan ini dapat di akibatkan olehbeberapa penyebab.Salah satu penyebab utama adalah adanya pembalakan liar hutan di mana-mana.Bukan hanya pembalakan liar, polusi udara serta kebakaran hutan menjadi factor utama dari kerusakan hutan.
penebangan hutan-hutan di Indonesia secara membabi buta yang berlangsung selama puluhan tahun berdampak pada penyusutan hutan tropis secara besar-besaran.
dalam rangka mengatasi kerusakan tersebut, harus dilakukan sebuah upaya, salah satunya adalahmenanami kembali hutan yang mengalami pembalakan liar dan adanya sanksi yang membuat jera bagi para pelaku pembalakan maupun pembakaran hutan tersebut.



3.      pengertian ekosistem pertanian, macam-macam, cara meningkatkan dan harapan ekosistem pertanian di masa yang akan dating

3.1  pengertian ekosistem pertanian
1)      Agroekosistem adalah sistem interaksi antara manusia dan lingkungan biofisik, sumber daya pedesaan dan pertanain guna meningkatkan kelangsungan hidup penduduknya. (Anonymous, 2010)
2)      Agroekosistemdapat diartikan pula sebagai suatu unit yang tersusun oleh semua organism di dalam areal pertanaman bersama-sama dengan keseluruhan kondisi lingkungan dan lingkungan yang telah dimodifikasi manusia lebih lanjut, yaitu pertanian, industri, tempat rekreasi, dan aktifitas sosial manusia yang lainnya. (Anonymous, 2010)
3)      Agroekosistem adalah manusia dengan sengaja merubah ekosistem alami dimana ia merupakan bagiannya, dengan menciptakan suatu ekosistem baru yang khusus dibuat untuk kepentingan pertanian. (Anonymous, 2010)

3.2  macam-macam system pertanian
1.   Pertanian Swasta Besar
Saat ini peran swasta semakin besar dalam bidang pertanian.Namun tidak semua berorientasi pada pencapaian swasembada pangan, khususnya beras.besarnya peranan swasta saat ini terutama dalam hal pengembangan teknologi pangan. Seperti produksi beras dan jagung jenis hibrida dan bioteknologi, dimana produk-produk ini hanya sedikit yang berkaitan dengan kemandirian pangan dan kesejahteraan petani.Selain itu, kekhawatiran yang mulai tampak adalah pengembangan teknologi pertanian oleh swasta tidak bisa diaplikasikan kembali oleh lembaga pengetahuan nasional. Akibatnya, pemerintah akan kesulitan memperbaiki dan meningkatkan produksi pangan melalui teknologi baru.
Masuknya swasta ke sektor pertanian perlu diantisipasi, terutama mengenai penguasaan lahan pertanian.Masalah lainnya, perusahaan swasta internasional sering kali mencoba menguasai lahan pertanian di negara-negara yang masih memiliki lahan luas.



2.   Pertanian Industri
Saat ini, Pemerintah, baik Kementerian Pertanian maupun Pemerintah Provinsi sangat berharap sekali pada Delta Kayan Food Estate.Seolah-olah, DKFE merupakan solusi atas krisis pangan yang dihadapi negeri ini.Swasembada pangan diharapkan kembali hadir, sebagaimana pernah dinikmati dalam waktu singkat setelah revolusi hijau dimulai di negeri ini.Yang selanjutnya, revolusi hijau itu sendiri yang membunuh kedaulatan pangan warga negeri ini.
Pangan, menjadi sebuah hal yang utama dan diutamakan dalam proses pembangunan. Padi atau beras atau nasi, menjadi satu-satunya yang utama dikembangkan dalam sektor pertanian tanaman pangan. Komoditi lain mengikuti dibelakangnya, yang terkadang umbi-umbian dan umbut-umbutan menjadi dilupakan.
Satu waktu, ketika ada impian seorang pemodal menjadikan roti berbahan terigu sebagai makanan pokok warga negeri ini, agar sama dengan warga negara utara. Dan kemudian hari ini, terigu sebagai pangan utama sudah terjadi.Tidak dalam bentuk roti.Dalam bentuk mie instan. Hingga ke pelosok kampung, akan ditemukan bekas bungkus mie instan dari beragam merek. Sebuah keberhasilan perselingkuhan pemodal dan pelayan publik, sementara tepung terigu menjadi prioritas utama untuk diimpor di negeri ini.
Pilihan memasalkan pertanian, melalui pengindustrian, yang disempitkan maknanya menjadi dilakukan oleh pemodal, merupakan sebuah jalan sesat yang ditawarkan oleh pelayan publik.Meletakkan industri dan pemodal di hulu sebuah sektor, adalah sebuah penyiapan bencana di masa datang.Tidak ada sebuah insentif yang baik terhadap industri paling hilir dari sebuah produk. Negeri ini memang direncanakan sebagai penghasil bahan baku, pekerja murah dan pasar dari produk industri yang akan dibuang. Hasilnya, penghancuran sistem budaya hingga penghancuran ekonomi warga negeri.Rapuhnya negeri semakin terlihat.Satu hentakan kecil saja, porak-poranda bangunan ekonominya.
Penempatan arus industri pada hulu setiap sektor pasti akan berujung pada penghilangan kedaulatan warga atas tanah, rumah dan ruang kehidupannya. Konflik akan terus berkelanjutan. Kesenjangan kian terjadi.Pengabaian hak-hak dasar warga negara dilakukan.Pada akhirnya terjadi penghapusan budaya, yang merupakan bagian dari ke-Bhineka Tunggal Ika-an negeri ini.
Bila pelayan publik ingin mensejahterakan warganya, maka pilihannya adalah membangun industri hilir dan memberikan ruang pada pemodal hanya di bagian hilir dari sebuah produk.Tidak dengan memberikan ruang, bahkan insentif, bagi pembangunan industri di hulu dari produk.Risalah pendirian negara inipun dengan jelas memandatkan moda bangunan ekonomi negeri, yang dibangun dalam ke-koperasi-an, yaitu ekonomi kolektif oleh warga.Bukan menyerahkan kendali ekonomi pada pemodal ataupun kelompok kepentingan.

3.   Pertanian Rakyat
Pertanian rakyat adalah suatu sistem pertanian yang dikelola oleh rakyat pada lahan / tanah garapan seseorang untuk memenuhi kebutuhan makanan / pangan dalam negeri.Indonesia adalah negara agraris di mana sebagian besar masyarakatnya hidup dari mata pencaharian sebagai petani yang bercocok tanam atau bertani.
Ciri-Ciri Pertanian Rakyat :
a)      Modal Kecil
Pada umumnya masyarakat pedesaan yang menjadi petani hidup dalam keadaan miskin.Dengan demikian modal yang dimiliki pun sedikit yang mengakibatkan teknik, peralatan dan perlengkapan yang digunakan masih tergolong sederhana. Dengan berbagai barang modal yang berteknologi rendah itu tentu saja tidak akan menghasilkan hasil pertanian yang besar.
b)      Sistem dan Cara Pengolahan Lahan yang Sederhana
Akibat keterbatasan dana, maka sistem yang digunakan untuk bercocoktanam pun juga menjadi sederhana. Dengan modal yang besar pada umumnya akan dapat menerapkan teknologi tinggi untuk mengikatkan kualitas dan kuantitas hasil panen.
c)      Tanaman yang Ditanam Adalah Tanaman Pangan
Rakyat petani Indonesia pada umumnya menanam tumbuhan yang dapat dijadikan bahan makanan.Hal ini disebabkan oleh kondisi ekonomi para petani yang secara umum di bawah garis kemiskinan.Tanaman yang ditanam pun merupakan tanaman pangan sehari-hari agar jika tidak laku terjual dapat dikonsumsi atau dimakan sendiri. Selain itu tanaman pangan memiliki sifar pasar yang inelastis, sehingga produk pangan itu akan selalu laku di pasaran tanpa dapat banyak dipengaruhi oleh harga.
d)     Tidak Meliki Sistem Administrasi yang Baik
Para petani Indonesia pada mulanya bekerja sendiri-sendiri tanpa membuat perkumpulan petani.Dengan diperkenalkannya sistem koperasi, maka pertanian di Indonesia dapat melangkah ke arah yang lebih baik.Koperasi merupakan organisasi badan hukum yang didirikan dengan tujuan untuk mensejahterakan anggota-anggotanya. Dengan sistem administrasi koperasi yang baik maka para petani ini akan lebih memiliki posisi daya tawar dan daya saing yang lebih baik dibandingkan dengan bekerja sendiri-sendiri.

4.   Pertanian Lahan Basah
Kawasan pertanian lahan basah merupakan lahan pertanian yang dalam pengolahannya memerlukan air dalam jumlah yang pasti.Di wilayah Kabupaten Serang, kawasan pertanian lahan basah yang ada mendapat pasokan dari sistem irigasi yang memanfaatkan potensi sungai-sungai yang ada. . Dalam RTRW Kabupaten Serang, alokasi lahan untuk pengembangan kawasan pertanian lahan basah tetap mempertahankan lahan basah yang telah ada terutama kawasan yang telah beririgasi teknis. Dengan dipertahankannya fungsi pertanian lahan basah sebagai sektor yang cukup dominan, dimaksudkan untuk mempertahankan Wilayah Kabupaten Serang sebagai lumbung padi di Provinsi Banten.
Alokasi lahan untuk kawasan pertanian lahan basah meliputi area yang luasnya sekitar 41.773,42 ha (27,72 %). Lahan pertanian lahan basah ini memanfaatkan sistem irigasi yang terdiri atas 6 daerah irigasi, yaitu:
a. Daerah Irigasi Ciujung, meliputi area persawahan di wilayah Tirtayasa, Pontang, Ciruas, Carenang, Cikande, Pamarayan, Kramatwatu, Kasemen (Kota Serang)
b.Daerah Irigasi Cicinta, meliputi area persawahan di wilayah Kecamatan Kopo (Carenang Udik, Nyompok, Cidahu)
c. Daerah Irigasi Cisangu, meliputi area persawahan di wilayah Kecamatan Petir (Bojongcatang, Kamuning)
d. Daerah Irigasi Cipari/Ciwuni, meliputi area persawahan di wilayah Kecamatan Kragilan (Tagalmaja, Sentul, Cisait, Pabuaran, Pematang, Silebu) dan Kecamatan Ciruas (Kaserangan, Pangampelan, Nyapah)
e. Daerah Irigasi Ciwaka, meliputi area persawahan di wilayah Kecamatan Ciruas Ranjeng, Citeureup dan sebagian di wilayah Kota Serang.
f. Daerah Irigasi Cikalumpang, meliputi area persawahan di wilayah Kecamatan Padarincang (Cikalumpang)


5.   Pertanian Lahan Kering
Pengertian pertanian lahan kering tampaknya dibangun berdasarkan sejarah atau kebiasaan, yaitu sistem pertanian yang ada di daerah dengan curah hujan tahunan berkisar antara 250 mm (di USA) sampai 510 mm di Russia.
Lahan kering umumnya terdapat didataran tinggi (daerah pegunungan) yang ditandai dengan topografinya yang bergelombang dan merupakan daerah penerima dan peresap air hujan yang kemudian dialirkan kedataran rendah, baik melalui permukaan tanah (sungai) maupun melalui jaringan bumi air tanah.Jadi lahan kering didefinisikan sebagai dataran tinggi yang lahan pertaniannya lebih banyak menggantungkan diri pada curah hujan.Lahan kering diterjemahkan dari kata “upland” yang menunjukkan kepada gambaran “daerah atas”.
Hingga saat ini takrif pengertian lahan kering di Indonesia belum disepakati benar. Di dalam bahasa Inggris banyak istilah-istilah yng dipadankan dengan lahan kering seperti upland, dryland dan unirrigated land, yang menyiratkan penggunan pertanian tadah hujan. Istilah upland farming, dryland farming dan rainfed farming dua istilah terakhir yang digunakan untuk pertanian di daerah bercurah hujan terbatas.Penertian upland mengandung arti lahan atasan yang merupakan lawan kata bawahan (lowland) yang terkait dengan kondisi drainase. Sedangkan istilah unirrigated land biasanya digunakan untuk teknik pertanian yang tidak memiliki fasilitas irigasi. Namun pengertian lahan tidak beririgasi tidak memisahkan pengusahaan lahan dengan system sawah tadah hujan.
Untuk menghilangkan kerancuan pengertian lahan kering dengan istilah pertanian lahan kering Tejoyuwono (1989) dalam Suwardji (2003) menyarankan beberapa pengertian sebagai berikut:
Untuk kawasan atau daerah yang memiliki jumlah evaporasi potensial melebihi jumlah curah hujan actual atau daerah yang jumlah curah hujannya tidak mencukupi untuk usaha pertanian tanpa irigasi disebut dengan “Daerah Kering”.
Untuk lahan dengan draenase alamiah lancar dan bukan merupakan daerah dataran banjir, rawa, lahan dengan air tanah dangkal, atau lahan basah alamiah lain istilahnya lahan atasan atau Upland.
untuk lahan pertanian yang diusahakan tanpa penggenangan, istilahnya lahan kering.
Definisi yang diberikan oleh soil Survey Staffs (1998) dalam Haryati (2002), lahan kering adalah hamparan lahan yang tidak pernah tergenang atau digenangi air selama periode sebagian besar waktu dalam setahun. Tipologi lahan ini dapat dijumpai dari dataran rendah (0-700 m dpl) hingga dataran tinggi (> 700m dpl). Dari pengertian diatas, maka jenis penggunaan lahan yang termasuk dalam kelompok lahan kering mencakup: lahan tadah hujan, tegalan, lading, kebun campuran, perkebunan, hutan, semak, padang rumput, dan padang alang-alang.
Lahan kering mempunyai potensi yang cukup luas untuk dikembangkan, dengan luas yang mencapai 52,5 juta ha (Haryati, 2002) untuk seluruh indonesia maka pengembangan sangat perlu dilakukan. Menurut Simposium Nasional tentang Lahan Kering di Malang (1991) penggunaan lahan untuk lahan kering berturut adalah sebagai berikut: hutan rakyat, perkebunan, tegalan, tanah yang sedang tidak diusahakan, ladang dan padang rumput.

6.  Pertanian Ecofarming
Ecofarming adalah bentuk budidaya pertanian yang mengusahakan sedapat mungkin tercapainya keharmonisan dengan lingkungannya.Dalam hal tertentu dalam ecofarming bisa saja memasukkan komponen pepohonan atau tumbuhan berkayu lainnya sehingga dapat disebut agroforestri. Dalam eco-farming tidak selalu dijumpai unsur kehutanan dalam kombinasinya, sehingga dalam hal ini ecofarming  merupakan kegiatan pertanian.
Selain itu ecofarming ini mempunyai pengertian sebagai merupakan sistem budidaya tanaman yang berpihak kepada kelestarian lingkungan hidup serta kesehatan konsumennnya. Pada dasarnya, sistem ini bukan merupakan sebuah konsep baru, tetapi merupakan suatu cara bertani yang sudah dikembangkan sebelum diterapkannya pertanian konvensional (revolusi hijau). Namun, keakraban petani dengan sistem pertanian konvensional pada saat ini menyebabkan pengetahuan tentang pola pertanian ekologis dan keterampilan dalam menerapkan sistem pertanian yang sejak dulu telah dilakukan tersebut menjadi terlupakan.
Selain menghasilkan produk pertanian yang aman dikonsumsi, bergizi serta baik bagi kesehatan, keuntungan lain yang dapat diperoleh dari pengembangan sistem pertanian organik diantaranya adalah: meminimalkan polusi yang dihasilkan dari kegiatan pertanian, meningkatkan dan menjaga produktivitas lahan pertanian dalam jangka panjang serta memelihara kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan.
Petani menunjukkan pupuk organik hasil produksinyaPertanian ekologis mengacu kepada sistem pertanian yang mengikuti prinsip-prinsip dan logika-logika organisme hidup yang semua elemen-elemennya (tanah, tanaman, ternak serangga, petani, dll) berhubungan erat satu sama lain.  Oleh karenanya pertanian ekologis harus didasarkan pada pengertian yang mendalam dan pengelolaan yang cermat dari interaksi - interaksi dan proses-proses tersebut.
Dengan demikian istilah pertanian ekologis tidak hanya berarti penolakan terhadap penggunaan pupuk dan pestisida yang bersifat sintetis atau kimia.Petani ekologis dapat banyak belajar dari mengamati hubungan saling ketergantungan dalam suatu ekosistem alam, misalnya hutan.  Semakin beragam komponen, maka akan semakin stabil sebuah ekosistem yang ada di dalamnya.
Dalam melaksanakan program pengembangan masyarakat di daerah-daerah terpencil yang berbatasan dengan kawasan konservasi YEL memperkenalkan system pertanian ekologis melalui penerapan pertanian organik.Dalam menunjang aktivitas penyebarluasan system pertanian ekologis, YEL didukung oleh mitra utamanya, PanEco Switzerland, membangun Pusat Pertanian Ekologis (eco-farming centre) berlokasi di Desa Timbang Lawan, Kecamatan Bohorok, Kabupaten Langkat.

7.   Pertanian Terpadu
Pertanian terpadu merupakan sistem pertanian yang selaras dengan kaidah alam, yaitu mengupayakan suatu keseimbangan di alam dengan membangun suatu pola relasi yang saling menguntungkan dan berkelanjutan di antara setiap komponen ekosistem pertanian yang terlibat, dengan meningkatkan keanekaragaman hayati dan memanfaatkan bahan-bahan limbah organik. Pada dasarnya alam diciptakan dalam keadaan seimbang oleh sang pencipta, sehingga alam mempunyai cara tersendiri untuk memenuhi kebutuhan manusia akan pangan dan manusia sebagai bagian dari unsur alam memiliki tugas untuk mengelola sumber daya alam dan lingkungan dengan baik dan proporsional. Peningkatan kaenekaragaman hayati merupakan hal penting dalam menanggulangi hama penyakit, pengurangan resiko, sedangkan pemanfaatan limbah organik perlu untuk menciptakan keseibangan siklus energi (terutama unsur hara) yang berkelanjutan, serta untuk kepentingan konservasi tanah dan air.
Pola pertanian terpadu merupakan kombinasi antara pola pertanian tradisional dengan ilmu pengetahuan modern di bidang pertanian yang berkembang terus.Pada pelaksanaan pertanian terpadu lebih banyak memanfaatkan potensi lahan yang ada dengan memperhatikan dampak terhadap lingkungan sekitar serta dengan pengelolaan manajemen modern yang dikelola secara profesional dan terpadu.
Tujuan dari sistem pertanian terpadu antara lain yaitu, memasyarakatkan sistem pertanian terpadu sebagai pertanian yang lestari dimana lokasi tanah diperhatikan dan ditingkatkan untuk menjamin kelangsungan siklus yang berkesinambungan. Membentuk masyarakat tani yang mandiri dan peduli lingkungan dan sadar akan jati dirinya sebagai penjaga alam. Meningkatkan taraf hidup kesejahteraan masyarakat yang adil dan merata dengan pola pikir maju dan pola hidup sederhana.Membentuk suatu ikatan kerjasama dalam bentuk pertanian inti rakyat serta membangun kerjasama yang sejajar dalam memenuhi kebutuhan sektor pertanian. Memenuhi kebutuhan pasar akan makanan yang sehat dan bebas polusi guna meningkatkan kualitas dalam persaingan.
Dalam prakteknya, sistem pertanian terpadu tidaklah semudah dan sesederhana seperti yang banyak disangka orang. Diperlukan strategi-strategi jitu agar tujuan dari sistem pertanian terpadu dapat tercapai sesuai dengan apa yang telah diharapkan. Strategi yang harus dibangun adalah usaha tani terpadu yang berorientasi kepada pasar serta pelestarian nilai budaya tradisional dengan sistem kegiatan manajemen modern.Strategi-strategi yang perlu dibangun tersebut yaitu, yang pertama ialah pertanian tradisional dengan memanfaatkan kekayaan sumber daya yang dimiliki serta dikelola dengan manajemen modern yang bertujuan mengurangi ketergantung terhadap pupuk anorganik.

3.3  cara meningkatkan ekosistem pertanian
1.      Intensifikasi Pertanian
Intensifikasi pertanian adalah pengolahan lahan pertanian yang ada dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan hasil pertanian dengan menggunakan berbagai sarana.Intensifikasi pertanian banyak dilakukan di Pulau Jawa dan Bali yang memiliki lahan pertanian sempit.
Pada awalnya intensifikasi pertanian ditempuh dengan program Panca Usaha Tani, yang kemudian dilanjutkan dengan program sapta usaha tani. Adapun sapta usaha tani dalam
bidang pertanian meliputi kegiatan sebagai berikut:
·           Pengolahan tanah yang baik
·           Pengairan yang teratur
·           Pemilihan bibit unggul
·           Pemupukan
·           Pemberantasan hama dan penyakit tanaman
·           Pengolahan pasca panen
·           pengairan yang teratur  menyemprot hama

2.      Ekstensifikasi Pertanian
Adalah usaha meningkatkan hasil pertanian dengan cara memperluas lahan pertanian baru,misalnya membuka hutan dan semak belukar, daerah sekitar rawa-rawa, dan daerah pertanian yang belum dimanfatkan. Selain itu, ekstensifikasi juga dilakukan dengan membuka persawahan pasang surut.
Ekstensifikasi pertanian banyak dilakukan di daerah jarang penduduk seperti di luar Pulau Jawa, khususnya di beberapa daerah tujuan transmigrasi, seperti Sumatera, Kalimantan dan Irian Jaya.

3.      Diversifikasi Pertanian
Adalah usaha penganekaragaman jenis usaha atau tanaman pertanian untuk menghindari ketergantungan pada salah satu hasil pertanian.
Diversifikasi pertanian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a.        Memperbanyak jenis kegiatan pertanian, misalnya seorang petani selain bertani juga beternak ayam dan beternak ikan.
b.      Memperbanyak jenis tanaman pada suatu lahan, misalnya pada suatu lahan selain ditanam jagung juga di tanam padi lading

4.      Mekanisasi Pertanian
Adalah usaha meningkatkan hasil pertanian dengan menggunakan mesin-mesin pertanian modern.Mekanisasi pertanian banyak dilakukan di luar Pulau Jawa yang memiliki lahan pertanian luas.Pada program mekanisasi pertanian, tenaga manusia dan hewan bukan menjadi tenaga utama.

5.      Rehabilitasi Pertanian
Adalah usaha memperbaiki lahan pertanian yang semula tidak produktif atau sudah tidak berproduksi menjadi lahan produktif atau mengganti tanaman yang sudah tidak produktif menjadi tanaman yang lebih produktif.
Sebagai tindak lanjut dari program-program tersebut, pemerintah menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1)        Memperluas,memperbaiki dan memelihara jaringan irigasi yang meluas di seluruh wilayah Indonesia
2)        Menyempurnakan sistem produksi pertanian pangan melalui penerapan berbagai paket program yang diawali dengan program Bimbingan Masal (Bimas) pada tahun 1970. Kemudian disusul dengan program intensifikasi Masal (Inmas), Intensifikasi Khusus (Insus) dan Supra Insus yang bertujuan meningkatkan produksi pangan secara berkesinambungan.
3)        Membangun pabrik pupuk serta pabrik insektisida dan pestisida yang dilaksanakan untuk menunjang proses produksi pertanian.
Usaha-usaha meningkatkan hasil pertanian dapat dilakukan antara lain dengan cara :
1)      Membangun gudang-gudang, pabrik penggilingan padi dan menetapkan harga dasar gabah
2)      Memberikan berbagai subsidi dan insentif modal kepada para petani agar petani dapat meningkatkan produksi pertaniannya.
3)      Menyempurnakan sistem kelembagaan usaha tani melalui pembentukan kelompok tani, dan Koperasi Unit Desa (KUD) di seluruh pelosok daerah yang bertujuan untuk memberikan motivasi produksi dan mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi para petani.

3.4  harapan agro ekosistem di masa yang akan datang
Ada dua cara untuk dapat menaksir besarnya hasil pertanian di masa yang akan datang. Cara pertama ialah dengan jalan mempertimbangkan hasil maksimum secara teori. Cara yang lain ialah dengan mencari hasil maksimum yang sudah tercapai sekarang dimanapun juga di muka bumi ini, untuk tiap jenis tanaman pada waktu musim tumbuhnya yang paling optimum dan menggunakan tekhnologi pertanian yang terbaik. Kemudian, hal ini dapat dianggap sebagai hasil pertanian tertinggi yang rata-rata dapat kita harapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar