BAB
II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
tanah dan lahan,serta manfaat, permasalahan dan alternatifnya
Adapun pembahasan-pembahasan yang berkaitan dengan
tanah dan lahan yaitu:
1.1 tanah
a. pengertian
tanah
Tanah berasal dari bahasa Yunani yaitu“pedon” dan
bahasa Latin yaitu “solum” yang artinya bagian kerak bumi yang tersusun dari
mineral dan bahan organik. Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan
di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan
air sekaligus sebagai penopang akar.Struktur tanah yang berongga-rongga juga
menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh.Tanah juga menjadi
habitat hidup berbagai mikroorganisme.Bagi sebagian besar hewan darat, tanah
menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.
b. manfaat tanah
Berikut
manfaat sumber daya tanah untuk kehidupan,
yaitu;
1. Penyediaan
unsur hara untuk tumbuhan. Ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan oleh
tumbuhan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat produksi
suatu tumbuhan. Jumlah dan jenis unsur hara yang tersedia di tanah dan
dibutuhkan oleh tumbuhan haruslah sesuai dan seimbang.
2. Penyedia
maanan untuk biota tanah. Tanah menjadi habitat pengurai yang menguraikan sisa
organisme mati menjadi bahan makanan yang dibutuhkan oleh tanaman dan organisme
lain.
3. Sebagai
habitat hidup dan melakukan kegiatan. Tnah merupakan tempt manusia dan makhluk
hidup lainnya melakukan kegiatannya. Di dalam tanah, hidup pula berbagai
organisme tanah, misalnya cacing tanah.
4. Sumber
bahan baku barang kerajianan atau perabot rumah tangga. Kandungan tanah liat
dapat di manfaatkan manusia untuk membuat batu bata, barang-barang seni dan
kerajinan, maupun alat-alat rumah tangga. Tanah liat juga dapat dimanfaatkan
salah satunya sebagai bahan baku genteng penutup atap rumah atau bangunan.
5. Memiliki
nilai ekologi, yaitu mampu menyerap dan menimpan air (melindungi tata air),
menekan erosi, serta menjaga kesuburan tanah.
c. Permasalan
yang terjadi pada tanah serta alternatifnya
Tanah bisa mengalami
kerusakan, bahkan tanah termasuk wujud alam yang mudah mengalami
kerusakan.Salah satu contoh kerusakan tanah adalah erosi tanah.Erosi tanah
adalah tanah yang lapuk dan mudah mengalami penghancuran. Kerusakan yang
dialami pada tanah tempat erosi disebabkan oleh kemunduran sifat – sifat kimia
dan fisik tanah, yakni:
• kehilangan unsur hara
dan bahan organik,
• menurunnya kapasitas
infiltrasi dan kemampuan tanah menahan air,
• meningkatnya
kepadatan dan ketahanan penetrasi tanah,
• serta berkurangnya
kemantapan struktur tanah yang pada akhirnya menyebabkan
Memburuknya pertumbuhan
tanaman dan berkurangnya produktifitas
Beberapa
faktor yang menyebabkan terjadinya erosi diantaranya adalah:
1. Iklim
Iklim dapat mempengaruhi erosi oleh karena menentukan
indeks erosifitas hujan.Selain itu, komponen iklim yaitu curah hujan dapat
mempengaruhi laju erosifitas secara terus menerus sesuai intensitas hujan yang
terjadi.
2. Tanah
Sedang tanah dengan sifat-sifatnya itu dapat
menentukan besar kecilnya laju pengikisan (erosi) dan dinyatakan sebagai faktor
erodibilitas tanah (kepekaan tanah terhadap erosi atau ketahanan tanah terhadap
adanya erosi).
3. Topografi
Kemampuan tanah terbawa air erosi dipengaruhi oleh
topografi suatu wilayah.Kondisi wilayah yang dapat menghanyutkan tanah sebagai
sedimen erosi secara cepat adalah wilayah yang memiliki kemiringan lereng yang
cukup besar. Sedangkan pada wilayah yang landai akan kurang intensif laju
erosifitasnya, karena lebih cenderung untuk terjadi penggenangan.
4. Tanaman Penutup
Tanah
Tanaman penutup tanah (vegetasi) berperan untuk
menjaga agar tanah lebih aman dari percikan-percikan yang terjadi akibat
jatuhnya air hujan ke permukaan tanah.Selain melindungi dari timpaan
titik-titik hujan, vegetasi juga berfungsi untuk memperbaiki susunan tanah
dengan bantuan akar-akar yang menyebar.
5. Manusia
Manusia dapat berperan sebagai penyebab cepatnya
laju erosi maupun menekan laju erosi. Dalam proses mempercepat erosi, manusia
banyak melakukan kesalahan dalam pengelolaan lingkungan, seperti penambangan,
eksploitasi hutan, pengerukan tanah, dan lain sebagainya. Sedangkan dalam
penanggulangan laju erosi, manusia dapat melakukan evaluasi konservasi lahan
dengan cara reboisasi, pembuatan terasering pada areal pertanian,dan lain-lain.
Cara
pengendalian erosi
1. Teras Bangku/teras
siring.
Dibuat dengan cara memotong lereng
dan meratakan tanah di bidang olah sehingga terjadi deretan menyerupai
tangga. Teras siring bermanfaat sebagai pengendali aliran
permukaan dan erosi. Cara ini diterapkan pada lahan dengan lereng 10 hingga
40derajat, tanah dengan solum dalam (> 60 cm), tanah yang relatif tidak
mudah longsor, dan tanah yang tidak mengandung unsur beracun bagi tanaman
seperti aluminium dan besi.
2. Rorak
Adalah lubang
atau penampang yang dibuat memotong lereng
yang berfungsi untuk menampung dan meresapkan air aliran permukaan.
Luban ini bermanfaat untuk: (1)
memperbesar peresapan air ke dalam tanah; (2) memperlambat limpasan air pada
saluran peresapan; dan (3) sebagai pengumpul tanah yang erosi sehingga sedimen
tanah lebih mudah dikembalikan ke bidang olah.
Ukuran rorak sangat
bergantung pada kondisi dan kemiringan lahan serta besarnya limpasan permukaan.
Umumnya rorak dibuat dengan ukuran panjang 1-2 m, lebar 0,25-0,50 m dan dalam
0,20-0,30 m. Atau, panjang 1- 2 m, lebar 0,3-0,4 m dan dalam 0,4-0,5 m. Jarak
antar- rorak dalam kontur adalah 2-3 m dan jarak antara rorak bagian atas
dengan rorak di bawahnya 3-5 m.
Selain rorak ada cara yang lain untuk membantu
peresapan air ke dalam tanah, yaitu dengan tehnik biopori. Biopori juga dapat
membantu penyuburan tanah, karena di dalam lubang itu dimasukkan sampah
organik.
3. Embung
Merupakan bangunan penampung air yang berfungsi
sebagai pemanen limpasan air permukaan dan air hujan.Bangunan ini bermanfaat untuk menyediakan air pada
musim kemarau.Agar pengisian dan pendistribusian air lebih cepat dan mudah,
embung hendaknya dibangun dekat dengan saluran air dan pada lahan dengan
kemiringan 5 hingga 30 derajat.Tanah-tanah bertekstur liat atau lempung sangat
cocok untuk pembuatan embung.
4. Mulsa
Adalah bahan- bahan (sisa-sisa panen, plastik, dan
lain-lain) yang disebar atau digunakan untuk menutup permukaan tanah.
Bermanfaat untuk
mengurangi penguapan (evaporasi) serta melindungi tanah dari pukulan langsung
butir-butir hujan yang akan mengurangi kepadatan tanah.
5. Dam Parit
Adalah cara mengumpulkan atau membendung aliran air
pada suatu parit dengan tujuan menampung aliran air permukaan sehingga dapat
digunakan untuk mengairi lahan di sekitarnya. Dam parit dapat menurunkan aliran
permukaan, erosi, dan sedimentasi.
Keunggulan dam parit
adalah:
• Menampung air dalam
volume besar akibat terbendungnya aliran air di saluran/parit.
• Tidak menggunakan
areal/lahan pertanian yang produktif.
•
Mampu mengairi lahan cukup luas, karena dibangun berseri di seluruh daerah
aliran sungai
•
Menurunkan kecepatan aliran permukaan, sehingga mengurangi erosi dan hilangnya
lapisan tanah atas yang subur serta sedimentasi.
•
Memberikan kesempatan agar air meresap ke dalam tanah di seluruh wilayah DAS,
sehingga mengurangi risiko kekeringan pada musim kemarau.
• Biaya pembuatan lebih
murah, sehingga dapat dijangkau petani.
1.2 Lahan
a. Pengertian
lahan
lahan atau land dapat didefinisikan sebagai suatu
wilayah di permukaan bumi, mencakup semua komponen biosfer yang dapat dianggap
tetap atau bersifat siklis yang berada di atas dan di bawah wilayah tersebut,
termasuk atmosfer, tanah, batuan induk, relief, hidrologi, tumbuhan dan hewan,
serta segala akibat yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia di masa lalu dan
sekarang; yang kesemuanya itu berpengaruh terhadap penggunaan lahan oleh
manusia pada saat sekarang dan di masa mendatang (Brinkman dan Smyth, 1973; dan
FAO, 1976).
b. Manfaat
lahan
Lahan
sangat bermanfaat sekali bagi kehidupan, karena merupakan tempat tingal mahluk
hidup
c. Masalah
yang terjadi pada lahan serta alternatifnya
lahan saat ini dinilai telah mengalami penurunan
kualitas yang disebabkan antara lain karena degradasi, pembalakan, deforestasi,
kebakaran, penurunan muka air dan pemanfaatan yang tidak sesuai dengan
karakteristiknya.
hal
itu akan dilanjutkan dengan rencana aksi nasional yang mengutamakan
pengendalian kebakaran lahan, mengurangi laju deforestasi, penurunan degradasi
lahan dan melaksanakan perlindungan dan pengelolaan ekosistem secara
berkelanjutan, termasuk konservasi air dan tata kelola lahan
2. Macam-macam,
Manfaat dan kerusakan hutan tropis
Sebelum membahas manfaat dan kerusakan hutan tropis
, maka harus mengetahui terlebih dahulu apa pengertian hutan tropis
Hutan tropis adalah hutan alam yang terletak di
antara garis 23°27" Lintang Utara dan 23°27" Lintang Selatan, berada
pada daerah iklim tropis. Hutan Tropis terdapat di wilayah Asia Selatan dan
Asia Tenggara, Australia bagian Utara, sebagian besar wilayah Afrika, Kepulauan
Pasifik, Amerika Tengah dan sebagian besar wilayah Amerika Selatan. Luas dari
daerah tropis mencakup 30 persen dari keseluruhan wilayah di permukaan bumi.
Di daerah hutan tropis hanya terdapat dua musim
yaitu musim hujan dan musim kemarau, dengan curah hujan yang tinggi.Berbeda
dengan daerah sub tropis atau temperate yang mempunyai empat musim yaitu musim
panas (summer), musim gugur (autum), musim dingin (winter) dan musim semi
(spring).
Keragaman jenis satwa maupun flora di daerah hutan
tropis sangat tinggi dibandingkan pada lokasi yang lain. Kondisi habitat pada
daerah hutan tropis sangat heterogen, menyebabkan muculnya keanekaragaman jenis
yang tinggi.
2.1 Macam-macam
hutan tropis
1. Hutan
hujan tropis
Hutan hujan tropika atau sering juga ditulis sebagai
hutan hujan tropis adalah bioma berupa hutan yang selalu basah atau lembap,
yang dapat ditemui di wilayah sekitar khatulistiwa; yakni kurang lebih pada
lintang 0°–10° ke utara dan ke selatan garis khatulistiwa. Hutan-hutan ini
didapati di Asia, Australia, Afrika Amerika Selatan, Amerika Tengah, Meksiko
dan Kepulauan Pasifik. Dalam peristilahan bahasa inggris, formasi hutan ini
dikenal sebagai lowland equatorial evergreen rainforest, tropical lowland evergreen
rainforest, atau secara ringkas disebut tropical rainforest.
Hutan hujan tropika merupakan rumah untuk setengah
spesies flora dan fauna di seluruh dunia.Hutan hujan tropis juga dijuluki
sebagai "farmasi terbesar dunia" karena hampir 1/4 obat modern berasal
dari tumbuhan di hutan hujan ini.
2. Hutan
tropis basah
Hutan tropis basah adalah hutan yang memperoleh
curah hujan yang tinggi, sering juga kita kenal dengan istilah hutan
pamah.Hutan jenis ini dapat dijumpai di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku
Bagian Utara dan Papua. Jenis-jenis yang umum ditemukan di hutan ini, yaitu :
Meranti (Shorea dan Parashorea), keruing (Dipterocarpus), Kapur (Dryobalanops),
kayu besi (Eusideroxylon zwageri), kayu hitam (Diospyros sp).
3. Hutan
muson kering
Hutan muson kering terdapat di ujung timur Jawa,
Bali, Lombok dan Sumbawa.Tipe hutan ini berada pada lokasi yang memiliki musim
kemarau berkisar antara 6-8 bulan.Curah hujan dalam setahun kurang dari 1.250
mm. Jenis pohon yang tumbuh pada hutan ini yaitu Jati dan Eukaliptus.
4. Hutan
musim
Hutan musim memiliki iklim sangat kering tengah
tahun, dengan curah hujan 700-2900 mm per tahun.Hutan musim memiliki subbioma
hutan musim, dan ekosistem hutan musim gugur daun, dan hutan musim selalu
hijau. Ketinggian hutan ini sekitar <800 m d.p.l. sampai <1200 m d.p.l.
Suhu pada hutan jenis ini paling rendah adalah sekitar 20°C dan paling tinggi
dapat melebihi 22°C. hutan musim mengandung tanah jenis mediteran merah kuning,
rensina, regosol, dan litosol. Tanaman yang umum dijumpai adalah Tectona sp.,
Salmalia sp., Eucalyptus sp., Protium sp., Tamarindus sp., Albizia sp.,
Schleicera sp., dan Schoutenia sp.
2.2 manfaat hutan tropis
manfaat hutan tropis yaitu membantu menstabilkan
iklim dunia dengan menyerap karbon dioksida dari atmosfer. Kelebihan karbon
dioksida di atmosfer diyakini berkontribusi terhadap perubahan iklim melalui
pemanasan global.Oleh karena itu hutan tropis memiliki peran penting dalam
mengatasi pemanasan global.Hutan tropis juga mempengaruhi kondisi cuaca lokal
dengan membuat hujan dan suhu moderat.
2.3 kerusakan
yang terjadi pada hutan tropis
kawasan hutan tropis di Indonesia dari tahun ke
tahun mengalami penurunan. Penurunan ini dapat di akibatkan olehbeberapa
penyebab.Salah satu penyebab utama adalah adanya pembalakan liar hutan di
mana-mana.Bukan hanya pembalakan liar, polusi udara serta kebakaran hutan
menjadi factor utama dari kerusakan hutan.
penebangan hutan-hutan di Indonesia secara membabi
buta yang berlangsung selama puluhan tahun berdampak pada penyusutan hutan
tropis secara besar-besaran.
dalam rangka mengatasi kerusakan tersebut, harus
dilakukan sebuah upaya, salah satunya adalahmenanami kembali hutan yang
mengalami pembalakan liar dan adanya sanksi yang membuat jera bagi para pelaku
pembalakan maupun pembakaran hutan tersebut.
3. pengertian
ekosistem pertanian, macam-macam, cara meningkatkan dan harapan ekosistem
pertanian di masa yang akan dating
3.1 pengertian
ekosistem pertanian
1)
Agroekosistem
adalah sistem interaksi antara manusia dan lingkungan biofisik, sumber daya pedesaan
dan pertanain guna meningkatkan kelangsungan hidup penduduknya. (Anonymous,
2010)
2)
Agroekosistemdapat
diartikan pula sebagai suatu unit yang tersusun oleh semua organism di dalam
areal pertanaman bersama-sama dengan keseluruhan kondisi lingkungan dan
lingkungan yang telah dimodifikasi manusia lebih lanjut, yaitu pertanian,
industri, tempat rekreasi, dan aktifitas sosial manusia yang lainnya.
(Anonymous, 2010)
3)
Agroekosistem
adalah manusia dengan sengaja merubah ekosistem alami dimana ia merupakan bagiannya,
dengan menciptakan suatu ekosistem baru yang khusus dibuat untuk kepentingan
pertanian. (Anonymous, 2010)
3.2 macam-macam system pertanian
1. Pertanian Swasta Besar
Saat ini peran swasta
semakin besar dalam bidang pertanian.Namun tidak semua berorientasi pada
pencapaian swasembada pangan, khususnya beras.besarnya peranan swasta saat ini
terutama dalam hal pengembangan teknologi pangan. Seperti produksi beras dan
jagung jenis hibrida dan bioteknologi, dimana produk-produk ini hanya sedikit
yang berkaitan dengan kemandirian pangan dan kesejahteraan petani.Selain itu,
kekhawatiran yang mulai tampak adalah pengembangan teknologi pertanian oleh
swasta tidak bisa diaplikasikan kembali oleh lembaga pengetahuan nasional.
Akibatnya, pemerintah akan kesulitan memperbaiki dan meningkatkan produksi
pangan melalui teknologi baru.
Masuknya swasta ke sektor
pertanian perlu diantisipasi, terutama mengenai penguasaan lahan
pertanian.Masalah lainnya, perusahaan swasta internasional sering kali mencoba
menguasai lahan pertanian di negara-negara yang masih memiliki lahan luas.
2. Pertanian
Industri
Saat ini, Pemerintah, baik
Kementerian Pertanian maupun Pemerintah Provinsi sangat berharap sekali pada
Delta Kayan Food Estate.Seolah-olah, DKFE merupakan solusi atas krisis pangan
yang dihadapi negeri ini.Swasembada pangan diharapkan kembali hadir,
sebagaimana pernah dinikmati dalam waktu singkat setelah revolusi hijau dimulai
di negeri ini.Yang selanjutnya, revolusi hijau itu sendiri yang membunuh
kedaulatan pangan warga negeri ini.
Pangan, menjadi sebuah hal
yang utama dan diutamakan dalam proses pembangunan. Padi atau beras atau nasi,
menjadi satu-satunya yang utama dikembangkan dalam sektor pertanian tanaman
pangan. Komoditi lain mengikuti dibelakangnya, yang terkadang umbi-umbian dan
umbut-umbutan menjadi dilupakan.
Satu waktu, ketika ada
impian seorang pemodal menjadikan roti berbahan terigu sebagai makanan pokok
warga negeri ini, agar sama dengan warga negara utara. Dan kemudian hari ini,
terigu sebagai pangan utama sudah terjadi.Tidak dalam bentuk roti.Dalam bentuk
mie instan. Hingga ke pelosok kampung, akan ditemukan bekas bungkus mie instan
dari beragam merek. Sebuah keberhasilan perselingkuhan pemodal dan pelayan
publik, sementara tepung terigu menjadi prioritas utama untuk diimpor di negeri
ini.
Pilihan memasalkan
pertanian, melalui pengindustrian, yang disempitkan maknanya menjadi dilakukan
oleh pemodal, merupakan sebuah jalan sesat yang ditawarkan oleh pelayan
publik.Meletakkan industri dan pemodal di hulu sebuah sektor, adalah sebuah
penyiapan bencana di masa datang.Tidak ada sebuah insentif yang baik terhadap
industri paling hilir dari sebuah produk. Negeri ini memang direncanakan
sebagai penghasil bahan baku, pekerja murah dan pasar dari produk industri yang
akan dibuang. Hasilnya, penghancuran sistem budaya hingga penghancuran ekonomi
warga negeri.Rapuhnya negeri semakin terlihat.Satu hentakan kecil saja,
porak-poranda bangunan ekonominya.
Penempatan arus industri
pada hulu setiap sektor pasti akan berujung pada penghilangan kedaulatan warga
atas tanah, rumah dan ruang kehidupannya. Konflik akan terus berkelanjutan.
Kesenjangan kian terjadi.Pengabaian hak-hak dasar warga negara dilakukan.Pada
akhirnya terjadi penghapusan budaya, yang merupakan bagian dari ke-Bhineka
Tunggal Ika-an negeri ini.
Bila pelayan publik ingin
mensejahterakan warganya, maka pilihannya adalah membangun industri hilir dan
memberikan ruang pada pemodal hanya di bagian hilir dari sebuah produk.Tidak dengan
memberikan ruang, bahkan insentif, bagi pembangunan industri di hulu dari
produk.Risalah pendirian negara inipun dengan jelas memandatkan moda bangunan
ekonomi negeri, yang dibangun dalam ke-koperasi-an, yaitu ekonomi kolektif oleh
warga.Bukan menyerahkan kendali ekonomi pada pemodal ataupun kelompok
kepentingan.
3. Pertanian Rakyat
Pertanian rakyat adalah
suatu sistem pertanian yang dikelola oleh rakyat pada lahan / tanah garapan
seseorang untuk memenuhi kebutuhan makanan / pangan dalam negeri.Indonesia
adalah negara agraris di mana sebagian besar masyarakatnya hidup dari mata
pencaharian sebagai petani yang bercocok tanam atau bertani.
Ciri-Ciri Pertanian Rakyat :
a) Modal Kecil
Pada umumnya masyarakat pedesaan yang menjadi petani hidup dalam keadaan
miskin.Dengan demikian modal yang dimiliki pun sedikit yang mengakibatkan
teknik, peralatan dan perlengkapan yang digunakan masih tergolong sederhana.
Dengan berbagai barang modal yang berteknologi rendah itu tentu saja tidak akan
menghasilkan hasil pertanian yang besar.
b) Sistem dan Cara Pengolahan
Lahan yang Sederhana
Akibat keterbatasan dana, maka sistem yang digunakan untuk bercocoktanam
pun juga menjadi sederhana. Dengan modal yang besar pada umumnya akan dapat
menerapkan teknologi tinggi untuk mengikatkan kualitas dan kuantitas hasil
panen.
c) Tanaman yang Ditanam Adalah
Tanaman Pangan
Rakyat petani Indonesia pada umumnya menanam tumbuhan yang dapat
dijadikan bahan makanan.Hal ini disebabkan oleh kondisi ekonomi para petani
yang secara umum di bawah garis kemiskinan.Tanaman yang ditanam pun merupakan
tanaman pangan sehari-hari agar jika tidak laku terjual dapat dikonsumsi atau
dimakan sendiri. Selain itu tanaman pangan memiliki sifar pasar yang inelastis,
sehingga produk pangan itu akan selalu laku di pasaran tanpa dapat banyak
dipengaruhi oleh harga.
d) Tidak Meliki Sistem
Administrasi yang Baik
Para petani Indonesia pada mulanya bekerja sendiri-sendiri tanpa membuat
perkumpulan petani.Dengan diperkenalkannya sistem koperasi, maka pertanian di
Indonesia dapat melangkah ke arah yang lebih baik.Koperasi merupakan organisasi
badan hukum yang didirikan dengan tujuan untuk mensejahterakan
anggota-anggotanya. Dengan sistem administrasi koperasi yang baik maka para
petani ini akan lebih memiliki posisi daya tawar dan daya saing yang lebih baik
dibandingkan dengan bekerja sendiri-sendiri.
4. Pertanian Lahan Basah
Kawasan pertanian lahan
basah merupakan lahan pertanian yang dalam pengolahannya memerlukan air dalam
jumlah yang pasti.Di wilayah Kabupaten Serang, kawasan pertanian lahan basah
yang ada mendapat pasokan dari sistem irigasi yang memanfaatkan potensi
sungai-sungai yang ada. . Dalam RTRW Kabupaten Serang, alokasi lahan untuk
pengembangan kawasan pertanian lahan basah tetap mempertahankan lahan basah
yang telah ada terutama kawasan yang telah beririgasi teknis. Dengan
dipertahankannya fungsi pertanian lahan basah sebagai sektor yang cukup
dominan, dimaksudkan untuk mempertahankan Wilayah Kabupaten Serang sebagai
lumbung padi di Provinsi Banten.
Alokasi lahan untuk
kawasan pertanian lahan basah meliputi area yang luasnya sekitar 41.773,42 ha
(27,72 %). Lahan pertanian lahan basah ini memanfaatkan sistem irigasi yang
terdiri atas 6 daerah irigasi, yaitu:
a. Daerah Irigasi Ciujung, meliputi area persawahan
di wilayah Tirtayasa, Pontang, Ciruas, Carenang, Cikande, Pamarayan,
Kramatwatu, Kasemen (Kota Serang)
b.Daerah Irigasi Cicinta, meliputi area persawahan
di wilayah Kecamatan Kopo (Carenang Udik, Nyompok, Cidahu)
c. Daerah Irigasi Cisangu, meliputi area persawahan
di wilayah Kecamatan Petir (Bojongcatang, Kamuning)
d. Daerah Irigasi Cipari/Ciwuni, meliputi area
persawahan di wilayah Kecamatan Kragilan (Tagalmaja, Sentul, Cisait, Pabuaran,
Pematang, Silebu) dan Kecamatan Ciruas (Kaserangan, Pangampelan, Nyapah)
e. Daerah Irigasi Ciwaka, meliputi area persawahan
di wilayah Kecamatan Ciruas Ranjeng, Citeureup dan sebagian di wilayah Kota
Serang.
f. Daerah Irigasi Cikalumpang, meliputi area
persawahan di wilayah Kecamatan Padarincang (Cikalumpang)
5. Pertanian Lahan Kering
Pengertian pertanian lahan
kering tampaknya dibangun berdasarkan sejarah atau kebiasaan, yaitu sistem
pertanian yang ada di daerah dengan curah hujan tahunan berkisar antara 250 mm
(di USA) sampai 510 mm di Russia.
Lahan kering umumnya
terdapat didataran tinggi (daerah pegunungan) yang ditandai dengan topografinya
yang bergelombang dan merupakan daerah penerima dan peresap air hujan yang
kemudian dialirkan kedataran rendah, baik melalui permukaan tanah (sungai) maupun
melalui jaringan bumi air tanah.Jadi lahan kering didefinisikan sebagai dataran
tinggi yang lahan pertaniannya lebih banyak menggantungkan diri pada curah
hujan.Lahan kering diterjemahkan dari kata “upland” yang menunjukkan kepada
gambaran “daerah atas”.
Hingga saat ini takrif
pengertian lahan kering di Indonesia belum disepakati benar. Di dalam bahasa
Inggris banyak istilah-istilah yng dipadankan dengan lahan kering seperti
upland, dryland dan unirrigated land, yang menyiratkan penggunan pertanian
tadah hujan. Istilah upland farming, dryland farming dan rainfed farming dua
istilah terakhir yang digunakan untuk pertanian di daerah bercurah hujan
terbatas.Penertian upland mengandung arti lahan atasan yang merupakan lawan
kata bawahan (lowland) yang terkait dengan kondisi drainase. Sedangkan istilah
unirrigated land biasanya digunakan untuk teknik pertanian yang tidak memiliki
fasilitas irigasi. Namun pengertian lahan tidak beririgasi tidak memisahkan
pengusahaan lahan dengan system sawah tadah hujan.
Untuk menghilangkan
kerancuan pengertian lahan kering dengan istilah pertanian lahan kering
Tejoyuwono (1989) dalam Suwardji (2003) menyarankan beberapa pengertian sebagai
berikut:
Untuk kawasan atau daerah
yang memiliki jumlah evaporasi potensial melebihi jumlah curah hujan actual
atau daerah yang jumlah curah hujannya tidak mencukupi untuk usaha pertanian
tanpa irigasi disebut dengan “Daerah Kering”.
Untuk lahan dengan
draenase alamiah lancar dan bukan merupakan daerah dataran banjir, rawa, lahan
dengan air tanah dangkal, atau lahan basah alamiah lain istilahnya lahan atasan
atau Upland.
untuk lahan pertanian yang diusahakan tanpa
penggenangan, istilahnya lahan kering.
Definisi yang diberikan
oleh soil Survey Staffs (1998) dalam Haryati (2002), lahan kering adalah
hamparan lahan yang tidak pernah tergenang atau digenangi air selama periode
sebagian besar waktu dalam setahun. Tipologi lahan ini dapat dijumpai dari
dataran rendah (0-700 m dpl) hingga dataran tinggi (> 700m dpl). Dari
pengertian diatas, maka jenis penggunaan lahan yang termasuk dalam kelompok
lahan kering mencakup: lahan tadah hujan, tegalan, lading, kebun campuran,
perkebunan, hutan, semak, padang rumput, dan padang alang-alang.
Lahan kering mempunyai
potensi yang cukup luas untuk dikembangkan, dengan luas yang mencapai 52,5 juta
ha (Haryati, 2002) untuk seluruh indonesia maka pengembangan sangat perlu
dilakukan. Menurut Simposium Nasional tentang Lahan Kering di Malang (1991)
penggunaan lahan untuk lahan kering berturut adalah sebagai berikut: hutan
rakyat, perkebunan, tegalan, tanah yang sedang tidak diusahakan, ladang dan
padang rumput.
6. Pertanian Ecofarming
Ecofarming adalah bentuk
budidaya pertanian yang mengusahakan sedapat mungkin tercapainya keharmonisan
dengan lingkungannya.Dalam hal tertentu dalam ecofarming bisa saja memasukkan
komponen pepohonan atau tumbuhan berkayu lainnya sehingga dapat disebut
agroforestri. Dalam eco-farming tidak selalu dijumpai unsur kehutanan dalam
kombinasinya, sehingga dalam hal ini ecofarming
merupakan kegiatan pertanian.
Selain itu ecofarming ini
mempunyai pengertian sebagai merupakan sistem budidaya tanaman yang berpihak
kepada kelestarian lingkungan hidup serta kesehatan konsumennnya. Pada
dasarnya, sistem ini bukan merupakan sebuah konsep baru, tetapi merupakan suatu
cara bertani yang sudah dikembangkan sebelum diterapkannya pertanian
konvensional (revolusi hijau). Namun, keakraban petani dengan sistem pertanian
konvensional pada saat ini menyebabkan pengetahuan tentang pola pertanian
ekologis dan keterampilan dalam menerapkan sistem pertanian yang sejak dulu
telah dilakukan tersebut menjadi terlupakan.
Selain menghasilkan produk
pertanian yang aman dikonsumsi, bergizi serta baik bagi kesehatan, keuntungan
lain yang dapat diperoleh dari pengembangan sistem pertanian organik
diantaranya adalah: meminimalkan polusi yang dihasilkan dari kegiatan
pertanian, meningkatkan dan menjaga produktivitas lahan pertanian dalam jangka
panjang serta memelihara kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan.
Petani menunjukkan pupuk
organik hasil produksinyaPertanian ekologis mengacu kepada sistem pertanian
yang mengikuti prinsip-prinsip dan logika-logika organisme hidup yang semua
elemen-elemennya (tanah, tanaman, ternak serangga, petani, dll) berhubungan
erat satu sama lain. Oleh karenanya
pertanian ekologis harus didasarkan pada pengertian yang mendalam dan
pengelolaan yang cermat dari interaksi - interaksi dan proses-proses tersebut.
Dengan demikian istilah
pertanian ekologis tidak hanya berarti penolakan terhadap penggunaan pupuk dan
pestisida yang bersifat sintetis atau kimia.Petani ekologis dapat banyak
belajar dari mengamati hubungan saling ketergantungan dalam suatu ekosistem
alam, misalnya hutan. Semakin beragam
komponen, maka akan semakin stabil sebuah ekosistem yang ada di dalamnya.
Dalam melaksanakan program
pengembangan masyarakat di daerah-daerah terpencil yang berbatasan dengan
kawasan konservasi YEL memperkenalkan system pertanian ekologis melalui
penerapan pertanian organik.Dalam menunjang aktivitas penyebarluasan system
pertanian ekologis, YEL didukung oleh mitra utamanya, PanEco Switzerland,
membangun Pusat Pertanian Ekologis (eco-farming centre) berlokasi di Desa
Timbang Lawan, Kecamatan Bohorok, Kabupaten Langkat.
7. Pertanian Terpadu
Pertanian terpadu
merupakan sistem pertanian yang selaras dengan kaidah alam, yaitu mengupayakan
suatu keseimbangan di alam dengan membangun suatu pola relasi yang saling
menguntungkan dan berkelanjutan di antara setiap komponen ekosistem pertanian
yang terlibat, dengan meningkatkan keanekaragaman hayati dan memanfaatkan
bahan-bahan limbah organik. Pada dasarnya alam diciptakan dalam keadaan
seimbang oleh sang pencipta, sehingga alam mempunyai cara tersendiri untuk
memenuhi kebutuhan manusia akan pangan dan manusia sebagai bagian dari unsur
alam memiliki tugas untuk mengelola sumber daya alam dan lingkungan dengan baik
dan proporsional. Peningkatan kaenekaragaman hayati merupakan hal penting dalam
menanggulangi hama penyakit, pengurangan resiko, sedangkan pemanfaatan limbah
organik perlu untuk menciptakan keseibangan siklus energi (terutama unsur hara)
yang berkelanjutan, serta untuk kepentingan konservasi tanah dan air.
Pola pertanian terpadu
merupakan kombinasi antara pola pertanian tradisional dengan ilmu pengetahuan
modern di bidang pertanian yang berkembang terus.Pada pelaksanaan pertanian
terpadu lebih banyak memanfaatkan potensi lahan yang ada dengan memperhatikan
dampak terhadap lingkungan sekitar serta dengan pengelolaan manajemen modern
yang dikelola secara profesional dan terpadu.
Tujuan dari sistem
pertanian terpadu antara lain yaitu, memasyarakatkan sistem pertanian terpadu
sebagai pertanian yang lestari dimana lokasi tanah diperhatikan dan ditingkatkan
untuk menjamin kelangsungan siklus yang berkesinambungan. Membentuk masyarakat
tani yang mandiri dan peduli lingkungan dan sadar akan jati dirinya sebagai
penjaga alam. Meningkatkan taraf hidup kesejahteraan masyarakat yang adil dan
merata dengan pola pikir maju dan pola hidup sederhana.Membentuk suatu ikatan
kerjasama dalam bentuk pertanian inti rakyat serta membangun kerjasama yang
sejajar dalam memenuhi kebutuhan sektor pertanian. Memenuhi kebutuhan pasar
akan makanan yang sehat dan bebas polusi guna meningkatkan kualitas dalam
persaingan.
Dalam prakteknya, sistem
pertanian terpadu tidaklah semudah dan sesederhana seperti yang banyak disangka
orang. Diperlukan strategi-strategi jitu agar tujuan dari sistem pertanian
terpadu dapat tercapai sesuai dengan apa yang telah diharapkan. Strategi yang
harus dibangun adalah usaha tani terpadu yang berorientasi kepada pasar serta
pelestarian nilai budaya tradisional dengan sistem kegiatan manajemen
modern.Strategi-strategi yang perlu dibangun tersebut yaitu, yang pertama ialah
pertanian tradisional dengan memanfaatkan kekayaan sumber daya yang dimiliki
serta dikelola dengan manajemen modern yang bertujuan mengurangi ketergantung
terhadap pupuk anorganik.
3.3 cara meningkatkan ekosistem pertanian
1.
Intensifikasi
Pertanian
Intensifikasi pertanian
adalah pengolahan lahan pertanian yang ada dengan sebaik-baiknya untuk
meningkatkan hasil pertanian dengan menggunakan berbagai sarana.Intensifikasi
pertanian banyak dilakukan di Pulau Jawa dan Bali yang memiliki lahan pertanian
sempit.
Pada awalnya intensifikasi
pertanian ditempuh dengan program Panca Usaha Tani, yang kemudian dilanjutkan
dengan program sapta usaha tani. Adapun sapta usaha tani dalam
bidang pertanian meliputi kegiatan sebagai berikut:
·
Pengolahan
tanah yang baik
·
Pengairan yang
teratur
·
Pemilihan
bibit unggul
·
Pemupukan
·
Pemberantasan
hama dan penyakit tanaman
·
Pengolahan
pasca panen
·
pengairan yang
teratur menyemprot hama
2.
Ekstensifikasi
Pertanian
Adalah usaha meningkatkan
hasil pertanian dengan cara memperluas lahan pertanian baru,misalnya membuka
hutan dan semak belukar, daerah sekitar rawa-rawa, dan daerah pertanian yang
belum dimanfatkan. Selain itu, ekstensifikasi juga dilakukan dengan membuka
persawahan pasang surut.
Ekstensifikasi pertanian banyak dilakukan di daerah
jarang penduduk seperti di luar Pulau Jawa, khususnya di beberapa daerah tujuan
transmigrasi, seperti Sumatera, Kalimantan dan Irian Jaya.
3.
Diversifikasi
Pertanian
Adalah usaha
penganekaragaman jenis usaha atau tanaman pertanian untuk menghindari
ketergantungan pada salah satu hasil pertanian.
Diversifikasi pertanian dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu :
a.
Memperbanyak jenis kegiatan pertanian,
misalnya seorang petani selain bertani juga beternak ayam dan beternak ikan.
b.
Memperbanyak
jenis tanaman pada suatu lahan, misalnya pada suatu lahan selain ditanam jagung
juga di tanam padi lading
4.
Mekanisasi
Pertanian
Adalah usaha meningkatkan
hasil pertanian dengan menggunakan mesin-mesin pertanian modern.Mekanisasi
pertanian banyak dilakukan di luar Pulau Jawa yang memiliki lahan pertanian
luas.Pada program mekanisasi pertanian, tenaga manusia dan hewan bukan menjadi
tenaga utama.
5.
Rehabilitasi
Pertanian
Adalah usaha memperbaiki
lahan pertanian yang semula tidak produktif atau sudah tidak berproduksi
menjadi lahan produktif atau mengganti tanaman yang sudah tidak produktif
menjadi tanaman yang lebih produktif.
Sebagai tindak lanjut dari
program-program tersebut, pemerintah menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1)
Memperluas,memperbaiki
dan memelihara jaringan irigasi yang meluas di seluruh wilayah Indonesia
2)
Menyempurnakan
sistem produksi pertanian pangan melalui penerapan berbagai paket program yang
diawali dengan program Bimbingan Masal (Bimas) pada tahun 1970. Kemudian
disusul dengan program intensifikasi Masal (Inmas), Intensifikasi Khusus
(Insus) dan Supra Insus yang bertujuan meningkatkan produksi pangan secara
berkesinambungan.
3)
Membangun
pabrik pupuk serta pabrik insektisida dan pestisida yang dilaksanakan untuk
menunjang proses produksi pertanian.
Usaha-usaha meningkatkan hasil pertanian dapat dilakukan antara lain
dengan cara :
1)
Membangun
gudang-gudang, pabrik penggilingan padi dan menetapkan harga dasar gabah
2)
Memberikan
berbagai subsidi dan insentif modal kepada para petani agar petani dapat
meningkatkan produksi pertaniannya.
3)
Menyempurnakan
sistem kelembagaan usaha tani melalui pembentukan kelompok tani, dan Koperasi
Unit Desa (KUD) di seluruh pelosok daerah yang bertujuan untuk memberikan
motivasi produksi dan mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi para petani.
3.4 harapan agro ekosistem di masa yang akan datang
Ada dua cara untuk dapat menaksir besarnya hasil
pertanian di masa yang akan datang. Cara pertama ialah dengan jalan
mempertimbangkan hasil maksimum secara teori. Cara yang lain ialah dengan
mencari hasil maksimum yang sudah tercapai sekarang dimanapun juga di muka bumi
ini, untuk tiap jenis tanaman pada waktu musim tumbuhnya yang paling optimum
dan menggunakan tekhnologi pertanian yang terbaik. Kemudian, hal ini dapat
dianggap sebagai hasil pertanian tertinggi yang rata-rata dapat kita harapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar