BAB 1
pembahasan
1.1 CAHAYA
1.
SIFAT CAHAYA
•
Cahaya sebagai gelombang
•
Cahaya dihasilkan dari getaran-listrik dan
getaran magnet yang merambat sehingga cahaya merupakan gelombang
elektromagnetik
•
Cahaya merambat tanpa memerlukan medium dengan
kecepatan 300 000 000 m/s.
2.
CAHAYA MERAMBAT
LURUS
•
Cahaya yang dipancarkan sumber cahaya akan
merambat kesegala arah dengan lurus.
•
Karena cahaya merambat lurus, dan mengenai
benda, maka dibelakang benda tidak akan terkena cahaya dan gelap.
•
Ruang gelap di belakang benda yang terkena
cahaya disebut bayang-bayang.
•
Bayang-bayang ada dua jenis, yaitu bayang-bayang
gelap (inti/umbra) dan bayang-bayang kabur (penumbra)
3.
BAYANG-BAYANG
INTI
•
Bayangan inti terbentuk bila cahaya berasaL dari sumber cahaya yang kecil
4.
BAYANG-BAYANG
KABUR
•
Bayang-bayang kabur terbentuk bila cahaya
berasal dari sumber cahaya yang besar.
5.
BENDA DAN CAHAYA
Berdasarkan daya tembus terhadap
cahaya, benda digolongkan menjadi:
-
benda bening: benda yang meneruskan semua cahaya
yang mengenainya, misalkan kaca
-
Benda tembus cahaya: benda yang meneruskan
sebagian cahaya yang mengenainya,
misalkan kertas tipis
-
Benda tidak tembus cahaya: benda yang sama
sekali tidak meneruskan cahaya yang mengenainyamisalkan kayu
6.
PEMANTULAN CAHAYA
Cahaya sebagai gelombang dapat
memantul bila mengenai suatu benda.
Pemantulan cahaya sesuai dengan
hukum pemantulan yang dikemukakan oleh Snellius yaitu:
1. Sinar
datang, sinar pantul dan garis normal terletak pada satu bidang datar
2. Sudut
datang sama dengan sudut pantul
7.
MACAM-MACAM PEMANTULAN
•
Pemantulan teratur, yaitu bila cahaya mengenai
permukaan yang datar
•
Pemantulan baur, yaitu bila cahaya mengenai
permukaan yang tidak rata
8.
PEMBIASAN
CAHAYA
Pembiasan
cahaya adalah pembelokan arah rambat cahaya.
Pembiasan
cahaya terjadi jika cahaya merambat dari suatu medium menembus ke medium lain
yang memiliki kerapatan yang berbeda. Misalkan dari udara ke kaca, dari air ke
udara dan dari udara ke air.
a.
Pemantulan
sempurna
Sudut i merupakan sudut kritis , yaitu sudut datang
yang menyebabkan sudut bias 90 terhadap garis normal
Bila sudut datang lebih besar dari sudut kritis,
cahaya tidak dibiaskan melainkan dipantulkan dengan sempurna
b.
Indeks bias
Indeks bias suatu zat adalah perbandingan cepat rambat cahaya di ruang
hampa dengan cepat rambat cahaya dalam zat tersebut
n = c/cn
c.
dispersi cahaya
Dispersi cahaya adalah penguraian warna-warna cahaya.
Suatu berkas sinar putih bila melalui prisma akan terurai menjadi warna
merah, jingga, kuning, hijau, biru dan ungu
Ø Penyebab dispersi cahaya
Dispersi cahaya terjadi karena setiap warna cayaha memiliki panjang
gelombang yang berbeda sehingga sudut biasnya berbeda-beda.
Cahaya putih
terdiri dari gabungan beberapa warna, yaitu merah, hijau dan biru.
Putih disebut
warna polikromatik, yaitu warna cahaya yang masih bisa diuraikan lagi menjadi
warna-warna dasar.
Merah, hijau dan biru merupakan warna dasar atau warna monokromatik,
yaitu warna cahaya yang tidak dapat diuraikan kembali.
9.
PEMBIASAN DAN
PEMANTULAN SEMPURNA PADA KEHIDUPAN SE HARI-HARI
Ø Pembiasan sinar bintang
Karena
cahaya bintang meranbat dari ruang hampa ke atmosfer yang kerapatannya
berbeda-beda, maka cahaya tersebut dibiaskan mendekati garis normal, sehingga
bintang yang kita lihat tidak tepat pada posisi aslinya
Ø Kayu yang bengkok dan kolam yang dangkal.
Bila kita memasukkan sebagian kayu
kedalam air, maka kita melihat kayu membengkok.
Dan bila kita perhatikan dasar kolam,
kolam akan tampak lebih dangkal.
Ø Pelangi
Pelangi adalah hasil dari pembiasan dan
dispersi cahaya oleh titik-titik air yang ada di udara
Ø Fatamorgana
Pada siang hari yang panas terik kita sering melihat
bayangan air pada jalan. Hal ini disebabkan oleh cahaya matahari yang mengalami
pemantulan sempurna karena perbedaan kerapatan udara diatas jalan.
1.2 CERMIN
1.
PEMBENTUK BAYANGAN
Bayangan
terbentuk karena berkas cahaya mengenai suatu benda yang rata akan dipantulkan
secara teratur.
Bayangan
yang terbentuk ada dua jenis, yaitu:
bayangan
nyata: bayangan yang dapat ditangkap oleh layar
dan
bayangan maya: bayangan yang tidak dapat ditangkap oleh layar
2.
CERMIN DATAR
Cermin
datar : adalah cermin yang memiliki sifat simetris antara benda dan
bayangannya. Hal ini disebabkan karena sinar datang datang dan sinar pantul menghasilkan
sudut datang = sudut pantul.
a)
Bayangan pada cermin datar
sifat bayangan pada cermin datar
adalah:
- tegak
- sama jarak
- terbalik kiri-kanan
- maya
b)
Panjang cermin minimum
Berapakah panjang minimum cermin
yang diperlukan untuk melihat bayangan seluruh badan kita?
Jawab:
Panjang minimum cermin yang
dibutuhkan adalah setengah dari tiggi badan kita.
c)
Jumlah bayangan
Banyaknya bayangan yang terbentuk
dapat kita hitung dengan persamaan:
n = 360/a -1 ket:
n =banyaknya bayangan
a = besar sudut
3.
CERMIN CEKUNG
Cermin cekung adalah cermin lengkung dengan lapisan
mengkilap pada bagian dalam.
Cermin cekung memiliki sifat mengumpulkan cahaya
Ø
persamaan cermin cekung
Cermin cekung memiliki fokus
positif
Cermin cekung memiliki persamaan:
1/f=1/s +1/s’ M=s’/s = h’/h ket: f = fokus
S = letak benda
S’ = letak bayangan
M = perbesaraan byangan
h = tinggi benda
h’ = tinggi bayangan
contoh:
Sebuah benda
yang tingginya 20 cm diletakkan 10 cm didepan sebuah cermin cekung yang
memiliki fokus 15 cm. Hitunglah:
a. letak bayangan
b. perbesaran bayangan ( s’ = -30 cm )
c. tinggi bayangan
a. letak bayangan
b. perbesaran bayangan ( s’ = -30 cm )
c. tinggi bayangan
Jawab : dik. h= 20 cm
f = 15 cm
s = 10 cm
dit. a. s’ c. h’
b. M
solusi:
a.
1/f = 1/s +
1/s’ b. M = h’/h c. M = h’/h
1/15 = 1/10 + 1/s’ = 30/10. 3 = h’/20
1/s’ = 1/15 – 1/10 = 3 ( diperbesar ) h’ = 20 x 30
= 2/30 –
3/30
= 60 cm
= -1/30
Ø Penggunaan
cermin cekung
-
Kaca rias
Cermin cekung dengan fokus yang besar
dapat dijadikan kaca rias, karena menghasilkan bayangan
yang diperbesar
-
Parabola
Cermin cekung banyak digunakan sebagai
parabola karena sifatnya yang mengumpulkan gelombang
-
Teropong
Cermin cekung
digunakan pada teropong pantul pengganti lensa okuler
4.
CERMIN CEMBUNG
Cermin cembung adalah cermin lengkung dengan lapisan
cermin di bagian luar.
Cermin cembung bersifat menyebarkan cahaya
Ø Persamaan
cermin cembung
Cermin cembung memiliki fokus dan jarak bayangan
negatif.
Cermin cembung memiliki persamaan:
1/f= 1/s’
+ 1/s M = s’/s
= h’/h
Contoh:
Sebuah benda yang tingginya 20 cm diletakkan 10 cm
didepan sebuah cermin cembung yang memiliki fokus 15 cm. Hitunglah:
a. letak bayangan
b. perbesaran bayangan
c. tinggi bayangan
a. letak bayangan
b. perbesaran bayangan
c. tinggi bayangan
Jawab: Dik. h = 20 cm
f = -15 cm
s = 10 cm
Dit. a. s’
b.
M
c.
h’
a.
1/f = 1/s +
1/s’ M = ls’/sl M
= h’/h
1/-15 = 1/10 + 1/s’ = 6/10 0,6 = h’/20
1/s’ = -1/15 – 1/10 = 0,6 h’= 20 x 0,6
= -2/30 – 3/30
= 12 cm
= -5/30
Ø cermin
cembung dalam kehidupan sehari-hari
Cermin cembung memiliki sifat selalu membentuk
bayangan yang tegak, maya dan diperkecil, sehingga cermin ini mampu membentuk
bayangan benda yang sangat luas. Dengan sifat ini maka cermin cembung banyak
digunakan pada:
- kaca spion pada kendaraan
- kaca pengintai pada supermarket
- kaca spion pada tikungan jalan
1.3 LENSA
1.
PENGERTIAN
LENSA
Lensa adalah benda optik yang salah satu atau
keduanya merupakan bidang lengkung.
Lensa ada dua
jenis, yaitu: lensa cembung dan lensa
cekung
2. LENSA CEMBUNG
Lensa cembung
biasa disebut juga lensa positif atau lensa konvergen atau lensa konvex
Lensa cembung
memiliki ciri tebal dibagian tengah.
Lensa cembung
ada 3 jenis, yaitu:
a. lensa
cembung-cembung (biconvex)
b. lensa
cembung-datar (plan convex)
c. lensa
cembung-cekung (concave convex
Lensa cembung memiliki persamaan:
1/f =1/S+1/S’
Ket: f = fokus
s = letak benda
s’ = letak bayangan
M = perbesaran bayangan
h = tinggi benda
h’ = tinggi bayangan
M = [S’/S] = h’/h
s’ positif bayangan nyata
s’ negatif bayangan maya
M < 1 bayangan diperkecil
M > 1 bayangan diperbesar
M = 1 bayangan sama besar
3.
LENSA CEKUNG
Lensa cekung biasa disebut juga
lensa negatif atau lensa divergen atau lensa concave
Lensa cekung
memiliki ciri lebih tipis pada bagian tengah
Lensa cekung
ada 3 jenis, yaitu:
a. lensa cekung-cekung
(biconcave)
b. lensa cekung-datar
(plan-concave)
c. lensa cekung-cembung (
convex-concave)
Lensa cekung memiliki persamaan:
1/f = 1/s + 1/s’
Ket: f = fokus
s =
letak benda
s’ =
letak bayangan
M =
perbesaran bayangan
h =
tinggi benda
h’ =
tinggi bayangan
M = [S’/S] = h’/h
f selalu negatif
s’ positif bayangan nyata
s’ negatif bayangan maya
M < 1 bayangan diperkecil
M > 1 bayangan diperbesar
M = 1 bayangan sama
4.
KEKUATAN LENSA
Kekuatan lensa adalah kemampuan lensa
untuk mengumpulkan cahaya
Kekuatan lensa
berbanding terbalik dengan fokus lensa. Lensa dengan fokus kecil memiliki
kekuatan lensa yang besar.
Kekuatan lensa
( P ) dapat dihitung dengan persamaan:
P = 1/f f dalam meter
P = 100/f f dalam cm
5.
PERSAMAAN 2
PADA LENSA
} 1/f = 1/s+1/s’=(n2/n1-1)(1/R1-1/R2)
n1:indeks bias
tempat lensa
n2:indeks bias
lensa
R1:jari-jari
kelengkungan permukaan 1
R2:jari-jari
kelengkungan permukaan 2
DAFTAR
ISI
Halaman judul ……………………………………………………………………………………………………………………
I
Daftar isi ……………………………………………………………………………………………………………………
II
Bab 1 pembahasan ……………………………………………………………………………………………………………………
1
1.1
Cahaya ……………………………………………………………………………………………………………………
1
1.
Sifat cahaya ……………………………………………………………………………………………………………………
1
2.
Cahaya merambat
lurus …………………………………………………………………………………………………….. 1
3.
Bayang-bayang
inti ……………………………………………………………………………………………………….
1
4.
Bayang-bayang kabur ……………………………………………………………………………………………………….
1
5.
Benda dan
cahaya ……………………………………………………………………………………………………….
1
6.
Pemantulan
cahaya ……………………………………………………………………………………………………….
1
7.
Macam-macam
pemantulan …………………………………………………………………………………………….... 1
8.
Pembiasan
cahaya ………………………………………………………………………………………………………
2
9.
Pembiasan dan pemantulan
sempurna pada kehidupan sehari-hari
…………………………………. 2
1.2 cermin …………………………………………………………………………………………………………………..
3
1.
Pembentuk
bayangan ………………………………………………………………………………………….
3
2.
Cermin datar ………………………………………………………………………………………….
3
3.
bayangan pada
cermin datar ………………………………………………………………………………………….
3
4.
panjang cermin
minimum ………………………………………………………………………………………….
3
5.
jumlah bayangan ………………………………………………………………………………………….
3
6.
cermin cekung ………………………………………………………………………………………….
3
7.
cermin cembung ………………………………………………………………………………………….
4
1.2
lensa …………………………………………………………………………………………………………………
5
1.
pengertian
lensa ………………………………………………………………………………………..
5
2.
lensa cembung ………………………………………………………………………………………..
5
3.
lensa cekung ………………………………………………………………………………………..
6
4.
kekuatan lensa ………………………………………………………………………………………..
6
5.
persamaan 2 pada
lensa ………………………………………………………………………………………..
6